Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
·
Network
Identifier/NetID
atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat jaringan di mana host berada.Alamat network identifier tidak
boleh bernilai 0 atau 255.
·
Host
Identifier/HostID
atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem
lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier
tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network
identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis,
yakni sebagai berikut:
·
Alamat
Unicast,
merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang
dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan
dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Alamat unicast, merupakan alamat yang mengindentifikasikan satu
interface yang digunakan untuk komunikasi satu ke satu, dengan menunjuk satu
host.
·
Alamat
Broadcast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP
dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
Alamat broadcast, merupakan alamat yang
digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh
host yang ada pada suatu network.
·
Alamat
Multicast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node
dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam
komunikasi one-to-many. Alamat multicast,
meruapakan alamat yang didesain agar alamat tersebut diproses oleh satu atau
beberapa node dalam segmen yang sama atau berbeda. Terletak pada kelas D.
Dalam RFC 791, IPv4 dibagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan
dari oktet pertamanya seperti terlihat pada tabel dibawah:
Kelas IPv4
|
|
Oktet pertama
(desimal) |
|
Oktet pertama
(biner) |
Digunakan oleh
|
|
|
||||
Kelas A
|
|
1–126
|
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk
jaringan skala besar
|
Kelas B
|
|
128–191
|
|
10xx xxxx
|
Alamat unicast untuk
jaringan skala menengah hingga skala besar
|
|
|
||||
Kelas C
|
|
192–223
|
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk
jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
|
224–239
|
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast
(bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
|
240–255
|
|
1111 xxxx
|
Direservasikan,
umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen dan bukan alamat
unicast)
|
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791,
alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet
pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas
IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah
bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan
lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
1. Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan
skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset
dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet
pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau
tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan
kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya.
Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC)
di dalam mesin yang bersangkutan.
2. Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan
skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama
alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi
dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit
sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B
dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
3. Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan
berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu
diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga
oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya
(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.
4. Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk
alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas.
Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110.
28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast
IPv4.
5. Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang
bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk
digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111.
28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host.
Kelas
Alamat
|
Nilai
oktet pertama
|
Bagian
untuk Network Identifier
|
Bagian
untuk Host Identifier
|
Jumlah
jaringan maksimum
|
Jumlah
host dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas
A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas
B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas
C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas
D
|
224-239
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Multicast
IP Address
|
Kelas
E
|
240-255
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Dicadangkan;
eksperimen
|
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak
relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat
lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang
dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan
yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6
yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat
yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
Alamat Unicast
Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus
diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang
disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut
sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan
dalam DARPA Reference Model dan tidak
memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka
jaringan dalam DARPA Reference Model.
Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host
dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang
memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh
semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi
menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat
jaringan (network identifier).Alamat unicast menggunakan kelas A,
B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga
ruang alamatnya adalah dari
1.x.y.z
hingga 223.x.y.z
. Sebuah alamat unicast
dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.Jenis-jenis alamat unicast
Jika
ada sebuah intranet tidak
yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik
routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server),
maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public
address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
· Alamat public : alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.
· Alamat ilegal : Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
· Alamat Privat : Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global. Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet. Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut: 10.0.0.0/8, 172.16.0.0/12 dan
192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk
alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:
a. 10.0.0.0/8 : jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
b. 172.16.0.0/12 : Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
c. 192.168.0.0/16 : Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
d. 169.254.0.0/16 : Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Ruang
alamat
|
Dari
alamat
|
Sampai
alamat
|
Keterangan
|
010.000.000.000/8
|
010.000.000.001
|
010.255.255.254
|
Ruang
alamat privat yang sangat besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
|
172.016.000.000/12
|
172.016.000.001
|
172.031.255.254
|
Ruang
alamat privat yang besar (digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
|
192.168.000.000/16
|
192.168.000.001
|
192.168.255.254
|
Ruang
alamat privat yang cukup besar
|
(digunakan
untuk jaringan kecil hingga besar)
|
|||
169.254.000.000/16
|
169.254.000.001
|
169.254.255.254
|
Digunakan
oleh fitur Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)
dalam beberapa sistem operasi.
|
Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat
yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam
sebuah intranet yang
memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast
akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang
berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan
yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat
multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu
sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast
didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D,
yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255.
Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak
dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast
dalam subnet lokal. Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA
dapat dilihat pada situs IANA.
Alamat Broadcast
Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk
menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host
pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast,
maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan
menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast
atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat
digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai
alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network
broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast,
dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast
tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka
jaringan dengan menggunakan alamat broadcast
yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua
paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni
0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk
dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat
yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID
131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network
broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host
yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan
alamat network broadcast.
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk
dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang
tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID
131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet
broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam
sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting.
Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet
broadcast. Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah
jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan
kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan
mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas
menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua
host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer
yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network
identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah
alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16,
maka alamatnya adalah 131.107.255.255. Semua host dari sebuah jaringan dengan
alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan
ke alamat ini. RFC 922
mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini
ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian,
hal ini belum banyak diimplementasikan. Dengan banyaknya alamat network
identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi
dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32
bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau
255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus
melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya.
Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan
menggunakan Boot
Protocol (BOOTP) atau Dynamic
Host Configuration Protocol (DHCP).
Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien
DHCP harus menggunakan alamat ini untuk
semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server
DHCP memberikan sewaan alamat IP
kepadanya. Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan
mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun
kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan
akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini
hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan
oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen
jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited
broadcast.
Header IP terdiri atas
beberapa field sebagai berikut :
- Version. Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan.
- Internet Header Length. Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP.
- Type of Service. Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
- Total Length. Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
- Identification. Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan difragmentasi..
- Flags. Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak. Bit 0 = reserved, diisi 0. Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi. Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi.
- Fragment Offset. Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah
Aturan Dasar Pemilihan
network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID
dan host ID yang digunakan :
- Network ID tidak boleh sama dengan 127. Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu desimal untuk menunjuk dirinya sendiri.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255. Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0. IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
- Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Subnetting
Untuk
beberapa desimal yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah
topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan
subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara
bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian
host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu
network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini
menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Suatu
subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask
) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address,
yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address
yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask
berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).
Subnetting
dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP
Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan
Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host
berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1.
Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah
alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu
mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain.
Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi
serta gateway untuk mencapai network tersebut. Subnetting hanya berlaku pada
network lokal. Bagi network di luar network desimal, nomor network yang
dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.
Subnetting
Alamat IPv4 kelas C
Tabel
berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
Jumlah subnet
(segmen jaringan) |
Jumlah subnet bit
|
Subnet mask
(notasi decimal bertitik/ notasi panjang prefiks) |
Jumlah host tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.255.255.128 atau
/25
|
126
|
3-4
|
2
|
255.255.255.192 atau
/26
|
62
|
5-8
|
3
|
255.255.255.224 atau
/27
|
30
|